DR vs. DA: Apa Bedanya dan Apakah Benar Memengaruhi Peringkat Google?

DR vs. DA: Apa Bedanya dan Apakah Benar Memengaruhi Peringkat Google?

Hai, Sobat TBOX Creative! Kita pasti pernah dengar tentang Domain Authority (DA) dan mungkin sudah akrab dengan aktivitas transaksi backlink di kalangan blogger. Tapi, pernah nggak sih kita bertanya-tanya apa bedanya dengan Domain Rating (DR)? Dan yang lebih penting lagi, apakah benar-benar kedua metrik ini memengaruhi peringkat kita di Google Search?

Yuk, kita kupas tuntas di artikel ini, sambil nikmatin secangkir kopi atau teh favoritmu!

Apa Itu Domain Rating dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

Dulu, kita sering dengar istilah DA. Tapi sekarang, ada juga DR. Bedanya apa, ya? Nah, DR itu singkatan dari Domain Rating dan sebenarnya punya tujuan yang mirip dengan DA. Menurut Ahrefs, DR adalah gambaran seberapa “kuat” otoritas sebuah situs. Tapi, beda inisiasi dengan DA yang berasal dari Moz.

Bagaimana cara menghitung DR? Gampang! Ahrefs menggunakan tiga faktor: jumlah dofollow link dari referring domain, DR dari domain tersebut, dan jumlah domain unik yang ditautkan oleh referring domain dengan setidaknya satu tautan dofollow. Jadi, semakin banyak dan berkualitas backlink yang mengarah ke situsmu, semakin tinggi DR-nya.

DR vs. DA: Apa Perbedaannya?

Sebelum kita terjebak dalam istilah-istilah ini, penting banget nih paham perbedaan antara DR dan DA. Jadi, DA lebih sering kita dengar karena sering dipakai dalam transaksi backlink di dunia blogger. Sementara DR, lebih canggih dan diinisiasi oleh Ahrefs.

Baca juga:  Fitur Search Generative Experience (SGE): Pencarian Online yang Lebih Cepat dan Pintar

Jadi, apa bedanya? DR lebih melibatkan backlink secara murni. Kalau DA punya beberapa variabel, DR hanya fokus pada backlink. Makin banyak dan berkualitas backlink yang kamu punya, makin tinggi DR-nya. Tapi hati-hati, ini juga bisa dimanipulasi, lo!

Apakah DR Benar-Benar Mempengaruhi Peringkat di Google Search?

Ini nih yang seringkali bikin kepala bingung. Apakah DR benar-benar punya andil dalam merangking di Google Search? Menurut Ahrefs, nggak banget! Meskipun mereka punya grafik korelasi antara DR dengan jumlah organic keyword, tapi itu nggak bisa dipastikan sebagai faktor ranking.

Mengutip dari acara English Google Webmaster Central office-hours hangout pada 18 Oktober 2016, John Mueller dari Google bilang kalau Google nggak punya metrik bernama website authority score. Jadi, DR ini lebih ke alat benchmark dengan kompetitor aja, bukan alat utama untuk menilai kualitas situs dalam dunia SEO.

Mitos dan Kenyataan seputar DR

Ada satu klaim yang sering bikin bingung, yaitu bahwa DR bisa memengaruhi ranking di Google Search. Ini mirip dengan klaim tentang DA yang juga bisa bikin salah kaprah. Ahrefs sendiri mengklaim bahwa tidak ada bukti bahwa mesin pencari menggunakan DR sebagai faktor peringkat. Jadi, jangan terlalu panik kalau DR situsmu turun.

Cara perhitungan DR juga cukup sederhana, lebih ke jumlah dan kualitas backlink. Tapi, yang bikin hati was-was, DR bisa dimanipulasi dengan cara menambah backlink dari situs-situs dengan DR rendah, meskipun jumlahnya banyak.

Jadi, Apa yang Harus Dilakukan dengan DR?

Pertanyaan terbesar kita adalah, apa sebaiknya kita lakukan dengan DR ini? Sebaiknya, jangan terlalu terjebak dalam mencari-cari backlink hanya demi meningkatkan DR. Sebab, ini bisa jadi “mainan” yang nggak produktif dan nggak memberikan dampak signifikan pada peringkat di Google Search.

Gunakan DR sebagai alat bantu untuk memahami sejauh mana kita bisa bersaing dengan kompetitor. Jika kompetitor punya DR tinggi, mungkin kamu perlu melihat strategi backlink mereka. Tapi, tetap fokus pada kualitas konten, user experience, dan optimasi SEO yang sebenarnya.

Baca juga:  Menggali Potensi Empat Search Engines di Tengah Dominasi Google

Kesimpulan: DR Sebagai Alat Bantu, Bukan Penentu Ranking

Jadi, teman-teman, kita bisa simpulkan bahwa DR sebaiknya digunakan sebagai alat bantu, bukan penentu utama dalam dunia SEO. Klaim bahwa DR bisa memengaruhi ranking di Google Search sebaiknya dihadapi dengan skeptis.

Ingat, kualitas konten, user experience, dan strategi SEO yang tepat tetap menjadi kunci utama dalam meraih peringkat yang baik di mesin pencari. Sehingga, saat kita melihat DR, kita lebih bisa fokus pada strategi yang membawa dampak positif jangka panjang. Happy optimizing!